Di awal kita bertemu semua biasa saja, bahkan tidak ada yang spesial. namun tepat di hari ke 30 dirimu mengambil nomor telponku. hingga kamu memberanikan diri untuk menelpon ku di malam itu dan aku hanya bisa diam, antara bingung, dan malu. aku tidak tau harus
berbuat apa, karena pada saat itu yang aku tahu kamu hanya siswa magang di tempatku kerja. Seiring berjalannya waktu, aku
memutuskan untuk memilihmu, tak ada lagi kata singgah di hati yang lain,
karena aku percaya kamulah rumah tujuanku.
Banyak orang bertanya mengapa aku memilihmu? Kenapa bukan dia? Kenapa
bukan ini? Kenapa bukan itu? Bahkan kamupun sering bertanya mengapa aku
memilihmu, jawabannya tetap sama, karena hati yang telah memilih, dan
aku tidak pernah tau apa alasannya. Sosokmu begitu berbeda dari mereka
yang pernah singgah di hatiku, kamu hadir dengan kesederhanaanmu. melihat kesederhanaanmu aku belajar bahwa hidup itu tidak melulu tentang menikmati apa
yang kita punya, memanjakan diri, dan berfoya-foya, tapi hidup itu harus
berjuang, berproses, dan mensyukuri apa yang ada, kerena roda kehidupan
selalu berputar, mungkin hari ini aku dengan mudahnya mendapatkan ini
dan itu, namun esok belum tentu, sehingga kesederhaaan adalah sebuah
pilihan bagaimana menghargai hidup.
Dari kisah kita aku sepenuhnya sadar, aku harus berjuang mempertahankan
pilihanku, namun aku semakin percaya Qoda' dan Qodar itu ada, percuma
aku berjuang keras mempertahankan, ketika Allah tidak merestui hubungan
ini,maka kita akan berpisah, dan seberat apapun masalah yang kita hadapi
jika namamu yang tertulis di Lauhul Mahfudz untukku, maka kita akan
tetap bersama. Saat ini hanya pada-Nya aku memintamu, kamu sudah
menjadi bagian dalam doa-doaku, dan kamu yang selalu aku semogakan.
terakhir untukmu lagi dan lagi percayalah karena aku telah memilih mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar